Minggu, 11 Oktober 2015

menghadapi MEA









Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) / AEC (Asean EconomicCommunity) 2015 adalah proyek yang telah lama disiapkan seluruh anggota ASEAN yang bertujuan untuk meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN dan membentuk kawasan ekonomi antar negara ASEAN yang kuat. Dengan diberlakukannya MEA pada akhir 2015, negara anggota ASEAN akan mengalami aliran bebas barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja terdidik dari dan ke masing-masing negara. Dalam hal ini, yang perlu dilakukan oleh Indonesia adalah bagaimana Indonesia sebagai bagian dari komunitas ASEAN berusaha untuk mempersiapkan kualitas diri dan memanfaatkan peluang MEA 2015, serta harus meningkatkan kapabilitas untuk dapat bersaing dengan Negara anggota ASEAN lainnya sehingga ketakutan akan kalah saing di negeri sendiri akibat terimplementasinya MEA 2015 tidak terjadi.
Pemuda merupakan generasi penerus bangsa  sebagai tonggak kemajuan dan perkembangan bangsanya. Pemuda berada dalam usia produktif antara 18 sampai 35 tahun yang berarti dalam masa perkembangan baik secara fisik maupun psikologis, sedang mengalami proses pencarian identitas diri dan pematangan emosional mencoba untuk menyatu dengan lingkungan di sekitarnya.  Identitas pemuda sebagai agent of change (agen perubahan) memacu semangat mereka untuk mengatasi masalah dan tantangan, konflik serta rasa untuk ingin diakui keberadaannya dalam mayarakat. Dalam perkembangannya, pemuda bisa menjadi kunci sukses bagi kemajuan bangsa, namun juga bisa menjadi bom penghancur apabila tidak dibina dan diperlakukan dengan bijak oleh elemen dalam masyarakat dan pemerintah.

Para pemuda harus memiliki kemampuan (skil), baik berupa kemampuan teknis dan pengetahuan (hard skill) serta kemampuan dalam mengelola diri dan orang lain (soft skill). Dua kemampuan ini merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dan diharapkan bisa berjalan seiringan sehingga bisa terjadi keseimbangan untuk mencapai kesuksesan. Hard skill adalah penguasaan dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan yang berkaitan dengan bidang yang ditekuninya. Sedangkan soft skill adalah kemampuan seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain dan kemampuan dalam mengatur dirinya sendiri sehingga bisa maksimal dalam segala hal. Ketika seseorang memiliki hard skill yang cukup baik, namun soft skillnya buruk, akan menimbulkan banyak dampak negatif dalam perkembangan karirnya. Hal ini dikarenakan soft skill merupakan pembinaan diri dalam mengatur dirinya sendiri dan dalam berinteraksi dengan orang lain. Pembinaan diri diantaranya adalah pembentukan karakter, kepercayaan diri, mengatur waktu, membangun pola fikir yang positif, kreatif dan inovatif serta dalam menentukan tujuan hidup. Interaksi dengan orang lain diantaranya adalah berkomunikasi dengan orang lain, memahami karakter, memotivasi dan kemampuan dalam mempengaruhi serta menarik simpati orang lain. Interaksi yang baik membuat seseorang bisa menjadi dikenal dan memiliki banyak relasi sehingga memudahkan dalam membangun karir. Kemampuan-kemampuan tersebut dapat dilatih dan dikembangkan melalui pendidikan, organisasi dan pelatihan-pelathan khusus. Sehingga institusi pendidikan berperan penting dalam pembentukan karakter anak bangsa.
Pendidikan yang tinggi,wawasan yang luas, dan keterampilan khusus diperlukan para pemuda Indonesia dalam menghadapi MEA 2015. Pendidikan saat ini bertugas mencetak SDM yang berkualitas, siap baik secara mental maupun pengetahuan untuk bersaing dalam segala aspek kehidupan. Banyak pemuda Indonesia yang saat ini sedang menempuh pendidikan setinggi mungkin dan mengikuti banyak organisasi untuk mengembangkan hard skill maupun soft skill yang dimiliki. Selain itu, mereka juga bergerak dalam organisasi masyarakat, terjun langsung dalam masyarakat, menyalurkan minat dan bakat serta aspirasinya sehingga memperkuat eksistensi pemuda dalam elemen masyarakat. Ini bisa menjadi modal pemuda untuk menghadapi MEA 2015 sehingga mereka tidak kalah masalah pengetahuan, keterampilan maupun keberanian dalam menghadapi persaingan menghadapi MEA 2015.
Selain berbekal pendidikan, wawasan, dan keterampilan yang bagus, pemuda Indonesia juga harus menguasai bahasa Indonesia (bahasa nasional) dan bahasa Inggris (bahasa internasional) dengan baik. Sebagai rakyat Indonesia, pemuda harus bisa melestarikan bahasa Indonesia yang meupakan bahasa nasional untuk mempertahankan eksistensinya di Indonesia, dan bisa memperkenalkan bahasa Indonesia kepada warga asing dengan berbagai keunikan dan keindahan bahasanya sehingga mereka menjadi tertarik untuk mempelajarinya. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang menjadi salah satu akses pemuda Indonesia untuk menunjukkan kemampuannya di kancah internasional. Ketika mereka memiliki kemampuan yang cukup untuk bersaing, mereka harus bisa menguasai bahasa Inggris dengan baik untuk memudahkan komunikasi, bertukar fikiran, menyalurkan pendapat maupun ide-ide kreatifnya dengan warga asing dari luar Indonesia. Di Indonesia sendiri pun sudah banyak perusahaan milik asing, sehingga ketika ingin bekerja di ditu harus bisa berbicara bahasa Inggris dengan baik. Apabila para pemuda Indonesia ingin bersaing di kancah internasional, mereka harus bisa berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris dengan baik, dimana pun mereka berada. Oleh karena itu, saat ini di Indonesia banyak lembaga kursus bahasa Inggris yang mengajarkan bagaimana berkomunikasi dan berbicara menggunakan bahasa Inggris dengan baik.
Kemampuan dan keberanian dalam berwirausaha menjadi tantangan bagi para pemuda Indonesia untuk menekan jumlah pengangguran yang ada di Indonesia. Kebanyakan pemuda Indonesia lebih memilih menjadi pegawai atau bisa dibilang buruh dengan mengabdikan dirinya pada suatu lembaga atau perusahaan. Saat perusahaan tersebut gulung tikar, menyebabkan jumlah pengangguran semakin meningkat. Untuk mengatasi hal tersebut, dibutuhkan pelatihan kewirausahaan bagi pemuda Indonesia untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan memunculkan ide-ide kreatif darinya. Selain itu terdapat lembaga peminjaman yang menyediakan peminjaman modal bagi para pemuda yang ingin membuka usaha namun kekurangan biaya dengan sistem balik modal. Dengan demikian, tidak ada alasan bagi pemuda untuk tidak berwirausaha dan menjadi pengangguran. Semakin banyak jumlah pengusaha yang ada, akan membuka lowongan pekerjaan bagi rakyat Indonesia dan menurunkan jumlah pengangguran yang ada. Seorang wirausaha akan memiliki pengetahuan, keberanian dan keterampilan dalam mengelola dan mengembangkan usahanya. Terbiasa berfikir keras dan maliliki perkiraan yang baik sehingga mental mereka akan siap untuk menghadapi daya saing dalam MEA 2015 yang penuh dengan peluang dan tantangan.
Semua kemampuan (hard skill dan soft skil), keterampilan, pengetahuan, kemampuan berbahasa Inggris, serta keberanian dalam berwirausaha menjadi modal bagi para pemuda Indonesia untuk menghadapi MEA 2015. Mereka bisa mengubah tantangan yang ada menjadi peluang untuk mencapai kesuksesan. Saatnya para pemuda untuk beraksi, menunjukkan eksistensi dan kemampuannya di kancah internasional, khususnya kawasan ASEAN sendiri. Membuktikan bahwa pemuda Indonesia bukan sembarang orang yang bisa diremehkan dan menunjukkan bahwa Indonesia bisa.
Pemerintah telah menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Komitmen Cetak Biru MEA dalam upaya persiapan menghadapi pasar bebas ASEAN. Dalam cetak biru MEA, terdapat 12 sektor prioritas yang akan diintegrasikan oleh pemerintah. Sektor tersebut terdiri dari tujuh sektor barang yaitu industri agro, otomotif, elektronik, perikanan, industri berbasis karet, industri berbasis kayu, dan tekstil. Kemudian sisanya berasal dari lima sektor jasa yaitu transportasi udara, kesehatan, pariwisata, logistik, dan teknologi informasi. Sektor-sektor tersebut pada era MEA akan terimplementasi dalam bentuk pembebasan arus barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja.
Sejauh ini, langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Indonesia berdasarkan rencana strategis pemerintah untuk menghadapi MEA / AEC, antara lain :
1.    Penguatan Daya Saing Ekonomi
Pada 27 Mei 2011, Pemerintah meluncurkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). MP3EI merupakan perwujudan transformasi ekonomi nasional dengan orientasi yang berbasis pada pertumbuhan ekonomi yang kuat, inklusif, berkualitas, dan berkelanjutan. Sejak MP3EI diluncurkan sampai akhir Desember 2011 telah dilaksanakan Groundbreaking sebanyak 94 proyek investasi sektor riil dan pembangunan infrastruktur.
2.    Program ACI (Aku Cinta Indonesia)
ACI (Aku Cinta Indonesia) merupakan salah satu gerakan ‘Nation Branding’ bagian dari pengembangan ekonomi kreatif yang termasuk dalam Inpres No.6 Tahun 2009 yang berisikan Program Ekonomi Kreatif bagi 27 Kementrian Negara dan Pemda. Gerakan ini sendiri masih berjalan sampai sekarang dalam bentuk kampanye nasional yang terus berjalan dalam berbagai produk dalam negeri seperti busana, aksesoris, entertainment, pariwisata dan lain sebagainya. (dalam Kemendag RI : 2009:17).
3.    Penguatan Sektor UMKM
Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan UMKM di Indonesia, pihak Kadin mengadakan mengadakan beberapa program, antara lainnya adalah ‘Pameran Koperasi dan UKM Festival’ pada 5 Juni 2013 lalu yang diikuti oleh 463 KUKM. Acara ini bertujuan untuk memperkenalkan produk-produk UKM yang ada di Indonesia dan juga sebagai stimulan bagi masyarakat untuk lebih kreatif lagi dalam mengembangkan usaha kecil serta menengah.
Selain itu, persiapan Indonesia dari sektor Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) untuk menghadapi MEA 2015 adalah pembentukan Komite Nasional Persiapan MEA 2015, yang berfungsi merumuskan langkah antisipasi serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan KUKM mengenai pemberlakuan MEA pada akhir 2015.
Adapun langkah-langkah antisipasi yang telah disusun Kementerian Koperasi dan UKM untuk membantu pelaku KUKM menyongsong era pasar bebas ASEAN itu, antara lain peningkatan wawasan pelaku KUKM terhadap MEA, peningkatan efisiensi produksi dan manajemen usaha, peningkatan daya serap pasar produk KUKM lokal, penciptaan iklim usaha yang kondusif.
Namun, salah satu faktor hambatan utama bagi sektor Koperasi dan UKM untuk bersaing dalam era pasar bebas adalah kualitas sumber daya manusia (SDM) pelaku KUKM yang secara umum masih rendah. Oleh karena itu, pihak Kementrian Koperasi dan UKM melakukan pembinaan dan pemberdayaan KUKM yang diarahkan pada peningkatan kualitas dan standar produk, agar mampu meningkatkan kinerja KUKM untuk menghasilkan produk-produk yang berdaya saing tinggi.
Pihak Kementerian Perindustrian juga tengah melaksanakan pembinaan dan pemberdayaan terhadap sektor industri kecil menengah (IKM) yang merupakan bagian dari sektor UMKM. Penguatan IKM berperan penting dalam upaya pengentasan kemiskinan melalui perluasan kesempatan kerja dan menghasilkan barang atau jasa untuk dieskpor. Selain itu, koordinasi dan konsolidasi antar lembaga dan kementerian pun terus ditingkatkan sehingga faktor penghambat dapat dieliminir.
4.    Perbaikan Infrastruktur
Dalam rangka mendukung peningkatan daya saing sektor riil, selama tahun 2010 telah berhasil dicapai peningkatan kapasitas dan kualitas infrastruktur seperti prasarana jalan, perkeretaapian, transportasi darat, transportasi laut, transportasi udara, komunikasi dan informatika, serta ketenagalistrikan :
  1. Perbaikan Akses Jalan dan Transportasi
  2. Perbaikan dan Pengembangan Jalur TIK
  3. Perbaikan dan Pengembangan Bidang Energi Listrik.
5.    Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
Salah satu jalan untuk meningkatkan kualitas SDM adalah melalui jalur pendidikan. Selain itu, dalam rangka memberikan layanan pendidikan yang bermutu, pemerintah telah membangun sarana dan prasarana pendidikan secara memadai, termasuk rehabilitasi ruang kelas rusak berat. Data Kemdikbud tahun 2011 menunjukkan bahwa masih terdapat sekitar 173.344 ruang kelas jenjang SD dan SMP dalam kondisi rusak berat. (dalam Bappenas RI Buku I, 2011:36).
6.    Reformasi Kelembagaan dan Pemerintahan
Dalam rangka mendorong Percepatan Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, telah ditetapkan strategi nasional pencegahan dan pemberantasan korupsi jangka panjang 2012-2025 dan menengah 2012-2014 sebagai acuan bagi seluruh pemangku kepentingan untuk pelaksanaan aksi setiap tahunnya. Upaya penindakan terhadap Tindak Pidana Korupsi (TPK) ditingkatkan melalui koordinasi dan supervisi yang dilakukan oleh KPK kepada Kejaksaan dan Kepolisian.
Strategi dan persiapan yang selama ini telah dilakukan oleh para stake holder yang ada di Indonesia dalam rangka menghadapi sistem liberalisasi yang diterapkan oleh ASEAN, terutama dalam kerangka integrasi ekonomi memang dirasakan masih kurang optimal. Namun hal tersebut memang dilandaskan isu-isu dalam negeri yang membutuhkan penanganan yang lebih intensif. Diperlukan kedisiplinan dari pihak pemerintah, terutama yang berkaitan dengan wacana persiapan menghadapi realisasi AEC ditahun 2015, yaitu dengan peningkatan pengawasan terhadap perkembangan implementasi sistem yang terdapat dalam Blue Print AEC.
Sumber :
Investor Daily.
Kementrian Perdagangan Republik Indonesia.2009, “Menuju ASEAN Economic Community 2015”, Jakarta.
KPPN/Bappenas.2012.”Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2013”.Buku I.

KPPN/Bappenas.2013.”Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2013”.Buku II.
Sholeh. 2013. “Persiapan Indonesia Dalam Menghadapi AEC (Asean Economic Community) 2015”. eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2013, 1 (2): 509-522.

1 komentar: