Pertanian
di Indonesia masa lalu
Pertanian mulai timbul pada saat manusia mulai mengendalikan pertumbuhan tanaman dan hewan, dengan mengaturnya sedemikian rupa sehingga dapat memberikan keuntungan. Pada awalnya pertanian masih bersifat primitif dengan hanya mengharapkan kondisi alam sebagai faktor pendukung. Namun seiring berkembangnya zaman, pertanian menjadi lebih berkembang ke arah modernisasi.
Pada pertanian yang berazaskan modern, manusia akan mempergunakan kecerdasan otaknya untuk meningkatkan penguasaannya akan semua faktor yang akan mendukung pertumbuhan dari tanaman dan hewan.
Semakin berjalannya waktu sistem pola pertanian dari masa ke masa pun akan terus berkembang menjadi lebih baik untuk menghasilkan hasil pertanian yang lebih baik pula. Seperti era orde bru dan reformasi. Tentunya pada perubahan era pemerintahan, sistem pola pertanian di Indoneia juga akan berubah.
Pada masa orde baru pembangunan pertanian diorientasikan kepada pemenuhan kebutuhan pangan dalam negeri, dan sistem agribisnis dikembangkan secara simultan dan harmonis. Pada masa orde baru untuk teknik pertanian biasa dilakukan di tanah datar sehingga teknik ini disebut bertegal (cara bertani di tanah kering). Setelah itu di bersihkan dan kemudian di tanami oleh tanaman penghasil bahan pangan. Jika pada zaman dahulu pertanian hanya dilakukan secara sederhana hanya dengan mengharapkan dan berpangku tangan pada kondisi alam namun di era orde baru hal tersebut telah berkembang menjadi lebih kompleks dengan pengetahuan petani tentang masalah pemupukan yang akan mendukung hasil dari produksi pertanian tersebut yang akan meningkat.
Selain itu juga diterapkan teknologi yang lebih modern untuk kemajuan pertanian seperti pemberantasan hama pembibitan maupun sistem irigasi yang mulai berkembang untuk mempermudah para petani mengairi sawahnya. Bahkan sawah juga selain dugunakan untuk menanam padi, juga dapat digunakan untuk menanam tanaman hortikultura.
Tidak hanya berhenti pada lahan datar yang digunakan untuk lahan pertanian, lahan gambut pun mulai digunakan menjadi lahan pertanian bagi para petani sebagai areal persawahan, selain itu juga dikembangkn sitem reboisasi dan terassering sebagian bagian dari teknologi modern pada masa orde baru.
Pertanian saat ini
Pembangunan berkelanjutan di Indonesia
tidak hanya berkaitan dengan pembangunan ekonomi, sosial dan lingkungan di
dalam negeri, tetapi juga dengan hubungan antar negara di tataran
internasional. Kondisi lingkungan sampai saat ini masih menunjukkan kinerja
yang kurang menguntungkan, diantaranya dengan berkurangnya luas hutan yang
berpotensi terjadinya lahan tandus. Demikian pula halnya dengan keanekaragaman
hayati dimana angka kepunahan sumberdaya hayati yang melebihi ambang batas,
baik di daerah daratan maupun laut. Hal tersebut juga lebih dipercepat lagi
oleh adanya perubahan iklim, polusi, pengasaman dan eksploitasi wilayah pantai,
serta laju pengurangan areal hutan sekitar 2 juta hektar per tahun selama
1990-2000, dan 0,69 juta hektar per tahun pada tahun 2000-2010. Belum lagi
ditambah dengan berbagai kerusakan yang terjadi disepanjang DAS. Oleh karena
itu, perhatian banyak negara di dunia pada sektor pertanian selalu dikaitkan
dengan isu keterbatasan air sebagai suatu tantangan yang sangat mendasar bagi
pembangunan ekonomi dan sosial.Proses pembangunan yang terjadi pada saat ini
nampaknya perlu diperkuat dengan komitmen pada pembangunan berkelanjutan,
mengutamakan penyediaan sarana dan prasarana pertanian melalui pendanaan dan
inovasi teknologi. Hal tersebut diperlukan agar setiap kebijakan pembangunan
ekonomi selalu mengedepankan kepentingan sosial dan lingkungan, termasuk yang
berkaitan dengan penduduk yang berdomisili di sepanjang daerah aliran sungai.
Isu ini menjadi perhatian para pengambil kebijakan, masyarakat umum dan sektor
usaha bahwa pengelolaan sumberdaya air ke depan akan menjadi isu yang sangat
penting. Misalnya, sampai saat ini masih terdapat banyak kerusakan jaringan
irigasi yang memerlukan rehabilitasi atau lahan irigasi yang memerlukan
pembangunan dan atau pengembangan jaringan irigasi. Dari potensi lahan baku
irigasi seluas 7,4 juta hektar terdapat sekitar 7,2 juta hektar yang sudah
dibangun jaringan irigasi, sedangkan yang belum terbangun sekitar 0,2 juta
hektar. Demikian pula halnya dengan berbagai perubahan mendasar yang terjadi
pada sumberdaya alam lainnya yang telah menyebabkan penurunan kuantitas dan
kualitasnya, termasuk Sumberdaya manusia dan lingkungan strategis lainnya. Untuk
itu, diperlukan upaya untuk mendorong pengembangan teknologi usahatani yang
efisien dan efektif termasuk di dalamnya penerapan teknologi dari hulu ke hilir
secara berimbang dan spesifik lokasi. Dalam jangka panjang, transformasi
struktur intersektoral ekonomi makro Indonesia yang sehat akan ditandai dengan
pertumbuhan produktivitas dan meningkatnya efisiensi sektor-sektor pertanian
primer, yang disertai dengan menurunnya pangsa sektor pertanian dalam PDB,
serta diiringi dengan meningkatnya penyerapan tenaga kerja. Dengan demikian,
peran dominan sektor pertanian di dalam PDB dan penyerapan tenaga kerja secara
bertahap akan diambil alih oleh peran sektor industri dan jasa. Hingga saat
ini, penurunan pangsa relatif sektor primer pertanian terhadap PDB telah jauh mendahului
turunnya pangsa relatif sektor pertanian di dalam menyerap tenaga kerja.
Relatif lambatnya transformasi struktural ketenagakerjaan tersebut disebabkan
adanya kendala kemampuan sektor industri dan jasa di dalam membuka lapangan
kerja baru. Akumulasi tenaga kerja di sektor pertanian terutama di Pulau Jawa,
telah menyebabkan sektor pertanian sulit meningkatkan produktivitasnya.
Pertanian di Indonesia masa depan
Pertanian masa depan adalah pertanian berkelanjutan, berlanjut untuk saat ini, saat yang akan datang, dan selamanya. Artinya pertanian tetap ada, bermanfaat dan tidak menimbulkan masalah bagi semuanya. Pertanian ini meliputi komponen fisik, biologis, dan social ekonomi yang direpresentasikan dengan sistem pertanian yang melaksanakan:
1. Pengurangan input bahan-bahan kimia di bandingkan pada sistem pertanian tradisional
2. Pengendalian erosi tanah dengan baik
3. Pengendalian gulma
4. Memiliki efisiensi kegiatan pertanian (on farm) dan bahan-bahan input maksimum
5. Pemeliharaan kesuburan tanah dengan menambahkan nutrisi tanaman
6. Penggunaan dasar-dasar biologi pada pelaksanaan pertanian
7. Dapat berlanjut secara ekonomis
8. Manusiawi
Pertanian masa depan yang mempertahankan keberlangsungannya, keberlanjutannya dapat dilakukan dengan mengadakan pertanian organik, dan atau pertanian agroforestry. Pertanian organik yaitu pertanian yang ramah lingkungan, dengan hasil yang bersifat ramah lingkungan dan sehat serta bernilai gizi tinggi. Menghormati seluruh kehidupan adalah prinsip yang menakjubkan dari pertanian organik. Pertanian agroforetry adalah pertanian berdasarkan fungsi hutan, yaitu menyerap dan menyimpan air ketika musim hujan dan mengeluarkan cadangan air dalam tanah tersebut melalui mata air. Didalamnya dikembangkan kombinasi produksi tanaman budidaya, tanaman hutan, dan hewan-hewan pada lahan yang sama.
Tuntutan konsumen pun semakin menjadi tolok ukur keberhasilan pertanian. Karena perubahan tuntutan konsumen yang terus menerus ini akan mengakibatkan menjamurnya pasar-pasar modern seperti hypermart, supermarket, dan lainnya yang berkemang pesat dan mempengaruhi keseimbangan dimana kekuatan produsen/petani bergeser menjadi perusahaan multinasional.
Maka untuk mempertahankan eksistensi petani dan pertanian dilakukan cara:
1. Pengembangan SDM
2. Penyempurnaan kelembagaan petani
3. Peningkatan produktifitas dan efisiensi
4. Peningkatan nilai tambah produksi
5. Usaha kemandirian pangan
6. Pengelolaan lingkungan hidup yang produktif
7. Penyempurnaan sistem pemasaran produk pertanian
8. Kebijakan makro yang mendukung pertanian
Dalam usahanya untuk menuju pertanian
masa depan, menjaga agar pertanian tetap berlangsung hingga anak cucu kita
nanti, maka haruslah teliti, memperhatikan setiap kegiatan pertanian. Untuk
menyambut pertanian masa depan, pola pertanian yang dapat diterapkan adalah
sebagai berikut:
1. Pertanian konvensional: mengandalkan input luar (pupuk, pestisida).
2. Pertanian konservasi: tuntutan terhadap pangan bebas pestisida & kimia.
3. Pertanian teknologi tinggi : produk mutu tinggi, dan kandungan zat dapat diatur sesuai kebutuhan.
1. Pertanian konvensional: mengandalkan input luar (pupuk, pestisida).
2. Pertanian konservasi: tuntutan terhadap pangan bebas pestisida & kimia.
3. Pertanian teknologi tinggi : produk mutu tinggi, dan kandungan zat dapat diatur sesuai kebutuhan.
terimakasih telah menambah ilmu pengetahuan dan memberi tahu prospek pertanian di masa depan
BalasHapus